Selasa, 03 September 2013

10 Cerita Paling Konyol Tentang Wasit

Menjadi wasit sepakbola adalah pekerjaan yang sulit. Butuh ketelitian, keberanian, kesehatan, kesabaran dan kecerdasan untuk bisa menjadi wasit yang berkualitas.

Jika wasit melakukan tugasnya dengan
baik, seringkali ia dilupakan begitu
saja. Jika sedikit saja melakukan
kesalahan, maka hujan kritikan dan
komentar tidak puas akan didapatnya.

Seringkali wasit juga terlibat insiden
yang jika diingat kembali akan terlihat
lucu, sebagian lagi tragis. Berikut
adalah 10 cerita konyol tentang wasit.

-Wasit & Seks-
Sudah bukan rahasia lagi bahwa wasit
merupakan salah satu pekerjaan yang
paling rawan mendapat sogokan. Upeti
kepada wasit untuk menguntungkan satu
tim pun bisa berupa banyak hal,
termasuk sex gratis.
Modus ini bukan barang baru karena
sudah terjadi sejak lama. kasus ini
sempat mencuat pada awal tahun 2000-an.
Belakangan, wasit AFC asal Lebanon yang
memimpin laga Tampines Rovers melawan
East Bengal dituduh menerima hadiah
berupa layanan seks gratis.

-Gol Tangan Tuhan-
Gol Diego Maradona ke gawang Peter
Shilton pada Piala Dunia 1986 mendapat
label gol tangan Tuhan. Penyebabnya
jelas, Maradona mengarahkan bola dengan
tangannya, bukan dengan kepalanya.
Media Inggris menyebut bahwa semua
orang yang berada di stadion
menyaksikan handsball Maradona, kecuali
wasit tentunya. Wasit Ali Bin Nasser
asal Maroko pun menjadi bulan-bulanan
di penjuru dunia akibat kesalahannya
tersebut.
Maradona sendiri sampai tak percaya
bahwa golnya disahkan. "Tak ada rekan
yang mendatangi saya untuk memeluk
memberi selamat. Saya segera mengatakan
kepada teman-teman: 'cepat peluk saya,
atau wasit akan menganulir gol itu'."
Secara permainan, kesalahan ini
tergolong biasa; banyak kejadian wasit
yang salah dalam mengesahkan atau
menganulir gol. Namun yang menjadikan
kesalahan ini besar adalah begitu
terkenalnya gol tangan Tuhan Maradona
itu. Gol itu bahkan mendapat label
sebagai gol abad 20.

-3 Kartu Kuning Untuk Satu Orang-
Kejadian ini mungkin masih cukup segar
di ingatan kita. Pasalnya kesalahan
Graham Poll ini terjadi pada Piala
Dunia 2006 lalu.
Ketika memimpin laga Kroasia melawan
Australia, Poll memberikan kartu kuning
tiga kali kepada Josip Simunic. Ia
harusnya memberikan kartu merah pada
kartu kuning kedua, sesuai dengan
peraturan.
Poll menyadari kesalahannya dan menolak
untuk memimpin laga besar lagi. Wasit
asal Inggris ini merasa telah melakukan
kesalahan besar dan hanya mau memimpin
laga-laga biasa setelah insiden itu.

-Wasit Datangi Ruang Ganti-
Laga Recreativo Linense melawan
Saladillo de Algeciras pada 2009 tak
bisa berjalan dengan mulus. Saat babak
kedua berjalan sembilan menit, seorang
pemain Recreativo mendapat kartu merah
dari wasit Jose Manuel Barro
Escandon.
Kartu merah itu memicu perkelahian
besar dan pertandingan pun dihentikan.
Namun wasit Barro nampaknya ingin
menunjukkan kekuasaannya.
Setelah tim terpisah di ruang ganti
masing-masing, wasit Barro mendatangi
kamar ganti masing-masing tim dan
mengkartu merah sembilan pemain dari
tiap tim. Artinya ada 19 kartu merah
dalam laga itu.

-Wasit Mengusir Diri Sendiri-
Pertandingan Peterborough North End
melawan Royal Mail AYL pada tahun 2005
menyuguhkan kejadian langka. Wasit Andy
Wain mengkartu merah dirinya karena
mengkonfrontasi kiper North End.
Wain merasa kesal terus mendapat protes
dari sang kiper. Saat kesabarannya
habis, ia melempar peluitnya dan
berlari mendekati kiper itu. Nyaris
saja terjadi adu pukul dalam insiden
itu. Setelah laga, Wain menyatakan
penyesalannya.
"Saya bertindak tidak profesional. Jika
seorang pemain melakukan apa yang saya
lakukan, saya akan mengusirnya. Jadi,
saya harus harus mendapat kartu merah,"
jelasnya.

-Wasit Yang Baik Hati-
Dalam pertandingan antara FC Vladslo
melawan FC Wijtschate, wasit Marc
Gevaert melanggar peraturan paling
dasar sepakbola. Ia meniup peluit
panjang ketika pertandingan baru
berjalan 85 menit.
Kesalahan ini dilakukan dengan sengaja
oleh Gevaert. Ia mengaku merasa kasihan
kepada para pemain Wijtschate sekaligus
khawatir terhadap keselamatan para
pemain Vladslo. Penyebabnya adalah
karena Vladslo sudah unggul 16-0 dalam
pertandingan itu.
"Saat pertandingan berjalan satu jam
dan skor 11-0, para pemain Wijtschate
mendatangai saya dan memohon agar
pertandingan dihentikan. Ketika hampir
berakhir dan kedudukan 16-0, saya
melihat mereka mulai frustrasi dan
menendangi pemain Vladslo tanpa alasan.
Saya kasihan kepada mereka," urai
Gevaert.
Tindakan ini justru membuat para
petinggi Wijtschate marah besar. Juru
bicara mereka mengatakan: "Dengan
beberapa menit tersisa, siapa bilang
kami tak akan bisa membalikkan
keadaan?"

-Wasit Pinjam Uang Ke Klub-
Wasit Emilio Guruceta Muro melakukan
perbuatan tidak terpuji ketika memimpin
Anderlecht melawan Nottingham Forest
pada 1984. Muro bertindak berat sebelah
mendukung Anderlecht karena akan
meminjam uang dari klub Belgia
tersebut.
Muro menganulir gol Forest dalam laga
semifinal Piala UEFA. Sekitar 10 tahun
setelah wasit Muro meninggal, baru
terungkap bahwa Anderlecht memberikan
'pinjaman' senilai 20 ribu euro kepada
wasit asal Spanyol tersebut sehari
setelah pertandingan. Pada 1997,
Anderlecht dijatuhi hukuman dilarang
mengikuti kompetisi Eropa selama satu
tahun.

-Tolak Suap, Wasit di Bunuh-
Alvaro Ortega menjadi korban keganasan
kartel kokain di Kolombia yang juga
merupakan mafia judi. Kepemimpinan
Ortega dalam laga Deportivo Medellin
melawan America dianggap oleh para
mafia tersebut tidak adil dan pantas
mendapat hukuman berat. Ortega akhirnya
tewas dibunuh di dekat hotel tempatnya
menginap.
Setelah melewati penyelidikan,
terungkap bahwa Ortega menolak tawaran
suap dari para mafia tersebut. Kejadian
ini memicu kemarahan sepakbola
internasional yang menyerukan boikot
kepada sepakbola Kolombia.

-Wasit Mengancam Pemain-
Dalam sebuah pertandingan antara Romark
FC melawan Czech Club di London,
seorang wasit yang tak disebutkan
namanya melakukan perbuatan aneh. Ia
mengancam pemain Romark dengan kapak
karena terus mendapat hinaan.
Ketika seorang pemain Romark
menyebutnya sebagai seorang peri, wasit
langsung meninggalkan pertandingan.
Beberapa saat kemudian, ia kembali ke
lapangan sambil membawa kapak.
Kontan saja semua pemain langsung
berhamburan lari terbirit-birit.
Penonton yang menyaksikan pertandingan
itu mengatakan bahwa sang wasit tak
berhasil mengejar satu pun pemain yang
diincarnya. Untunglah.

-Wasit Menembak Mati Pemain-
Dalam sebuah pertandingan antara
Hartbeesfontein Wallabies melawan Try
Agains, sebuah kejadian tragis terjadi.
Wasit Lebogang Petrus Mokgethi
menembak mati seorang pemain Try
Agains.
Wallabies memimpin pertandingan dengan
keunggulan 2-0. Namun Try Agains mampu
mencetak gol untuk mengurangi defisit
kekalahan. Fans Wallabies menyerbu
lapangan saat gol itu terjadi. Seorang
pemain Wallabies memanfaatkan kekacauan
itu untuk mengambil kapak dan kemudian
mengancam wasit.
Sebelum pertandingan, wasit Mokgethi,
entah bagaimana ceritanya, menitipkan
pistolnya ke seorang teman yang menjadi
penonton. Ia mengambil pistol itu
ketika kerusuhan terjadi, Saat diancam
dengan kapak, ia membela diri dengan
menembak mati pemain Wallabies yang
mengancamnya.

Sumber:bola.net
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Tidak ada komentar: