Minggu, 30 Maret 2014

Inter & Life Style

Masih ingat khan dengan berita Christian Vieri yang telah memenangkan gugatan terhadap FC Internazionale karena kasus spyYa, Vieri membuat Inter harus membayar ganti rugi kepadanya karena Inter telah terbukti melakukan penyadapan. Kabar ini mengingatkan saya pada hasil wawancara seorang wartawan dengan Nicola Ventola beberapa tahun lalu. Saat itu Ventola adalah pemain andalan Nerazzurri di lini depan. Ventola, yang beristri seorang keturunan Indonesia Kartika Luyet, menyatakan bahwa “Inter melarang pemainnya untuk pergi ke klub malam”. Berhembus berita bahwa Inter terpaksa ‘menguntit’ Vieri hanya untuk mengawasi kegiatan ‘malam’ nya saja. Sebagai pemain termahal yang dibeli oleh Inter dari Lazio dan menjadi goal getter, Inter menganggap perlu untuk tahu banyak aktifitas pemain yang telah digajinya. Melanggar privacy mungkin Iya, tapi mengawasi ‘anak’ nya bukanlah tindakan yang 100 % salah.

Inter memang termasuk klub yang ketat dalam memilih pemain. Sangat berhati-hati. Tak Cuma teknis, Inter juga memperhatikan gaya hidup pemain tersebut. Lihatlah Mario Balotelli. Pemain yang tumbuh bersama Primavera Inter. Talenta terbaik Italia saat ini. Tapi dengan gaya hidup yang seperti itu, Inter tak perlu berpikir lama untuk melepasnya. Sikap urakan Super Mario tak akan membuat Massimo Moratti bisa tenang. Kabar miring tentangnya mungkin akan terus menghiasi televisi atau media cetak. Citra Inter secara keseluruhan bisa terganggu. Untuk ‘tabiat’ Inter yang seperti ini Moratti pernah mengatakan ‘Yang menonton Inter bukan hanya orang dewasa tapi juga anak-anak. Pemain harus bisa menjadi contoh yang baik buat mereka. Jelas dan gamblang. Moratti sangat ingin mempunyai pemain yang anak manis. Anak baik-baik.

Cassano adalah pembelian Inter yang paling tepat saat itu. Meski mengaku Interista sejak kecil dan sering menolak juventus yang notabene adalah musuh besar Inter, Moratti tak serta merta ingin membelinya. Bahkan, Inter rela melepaskan dia ke ac milan meski punya kans untuk merekrutnya dari Sampdoria. Tapi setelah kasus kesehatan hati dan makin dewasanya Cassano, Inter tak segan untuk memasukkan Putra asli Bari itu ke dalam skuad. Momen yang tepat. Sekarang Cassano telah menjadi pribadi yang tenang dan profesional. Ramalan silvio berlusconi bahwa Cassano akan segera merusak ruang ganti Inter sulit untuk terbukti. Sekaratnya hidup Cassano telah merubahnya. Fantoniosempat mengatakan bahwa dia takut mati. Dia ingat istri dan anaknya. Inter mendapatkan ‘bad boy’ ini pada saat yang sempurna. Inter mungkin menunggu saat - saat itu dan mendapatkan momen tersebut. Serendipity. Dan Inter menikmati pesona Cassano yang sesungguhnya. Sebagai pemain maupun sebagai manusia. Pemain baik-baik yang sesuai dengan syarat tak tertulis dari Manajemen Inter.


Pemain sepakbola saat ini memang telah menjadi sebuah Role Model. Rawan untuk dicontoh. Sebagai sosok panutan sulit untuk tidak menempatkan Javier Zanetti, kapten Inter. Il Capitano adalah pribadi yang luar biasa. Di dalam maupun di luar lapangan. Kerja Keras di lapangan hijau dan Pribadi yang bersahaja di luar lapangan. Suami yang setia, Ayah yang cinta keluarga, Kapten yang hebat dan Figur yang sangat sosial. Zanetti dapat diartikan sebagai personifikasi yang sempurna bagi Moratti di lapangan. Moratti juga dikenal sebagai pribadi yang santun dan cinta keluarga. Istrinya, Emilia Bossi, yang disapa akrab sebagai Milly yang meski telah keriput tak membuatnya berpaling ke wanita lain. Mereka senantiasa berdua di kursi VIP Giuseppe Meazza. Sederetan wanita cantik Italia tak membuatnya bergeming dengan cinta kepada Istri tercinta.Sebuah contoh yang sangat jarang di negara daratan Eropa seperti Italia. Tak banyak laki-laki bisa tahan dengan godaan indahnya Gadis-Gadis Italia. Banyak pejabat Italia yang diterpa gosip miring tentang perselingkuhan. Bahkan banyak juga yang sudah terbukti. 

Inter dikenal sebagai tim yang banyak berisikan pemain asal Argentina. Demikian pula dengan musim ini. Jika ditelisik lebih lanjut, mungkin alasan ‘dunia malam’ ini yang membuat Nerazzurri cenderung memilih pemain asal negeri Tango. Pemain Argentina lebih kalem dan cenderung tidak neko-neko. Pemain asal Argentina di Inter lebih sering barbeque bersama di Appiano Gentile. Berbeda dengan pemain asal Brazil yang sangat menyukai party dan dugem. Banyak fakta yang mendukung analisa tersebut. Ronaldinho tak akan mungkin menjadi pemain Inter. Sulit untuk menerima pemain bergaya Rapper di Inter.

(Sumber: Kompasiana)


Tidak ada komentar: